Lomba Lukis R.A. Kartini


Bulan ini masih terasa semangat emansipasi yang dilahirkan oleh sang pembawa perubahan dan penegak emansipasi wanita yang dimulai sejak masa penjajahan dulu. Iya, Raden Ajeng Kartini namanya. Sosok pahlawan yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, para penerus bangsa.

Semoga dalam rangka mengisi pembangunan Indonesia, kita dapat menauladani kiprah dan sepak terjang para pahlawan yang sangat berjasa untuk Indonesia, salah satunya Kartini.

Bulan ini, dalam rangka memperingati ulang tahun Kelompok Studi Walisongo (KSW) ke 57, KSW mengadakan berbagai perlombaan dan perayaan untuk memeriahkannya. Ada lomba Volly, Bola futsal, Tarik Tambang, dll. Nah, ada juga lomba melukis sketsa R.A. Kartini.


Awalnya saya ragu untuk ikut, tapi akhirnya demi berpartisipasi dan juga diajak sang Guru (Muhammad Syarkowi dan Shohibul Adhkar/Bihos) untuk ikut bikin lukisan, okelah saya ikut juga. Meskipun telat ngasih ke panitia, paling nggak masih bisa berkarya. Meskipun kalah hahaha

Ini dia gambar kedua yang saya lukis di Mesir setelah gambar Anwar Sadat. Sudah lama nggak ngelukis sejak tahun 2005 di Gontor. Hehe, udah kaku tangannya.

0 comments:

Muhadhoroh Prof. Dr. Ro'fat Utsman, Anggota Hai'ah Kibar Ulama Azhar



Entah kata apa yang harus saya ungkapkan selain syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatNya yang Ia berikan pada saya saat ini. Alhamdulillah. Singkat cerita, setelah mengikuti dua kali test/ujian masuk ke Pelatihan Fatwa Dar el-Ifta Mesir yang konon merupakan lembaga fatwa tertua di dunia, alhamdulillah akhirnya saya diterima juga sebagai salah satu murid di Dar el-Ifta.


Sebuah kesyukuran yang tiada terkira bisa menjadi salah satu murid atau peserta didik di Dar El-Ifta. Kok bisa? Iya. Karna Dar el-Ifta ini adalah lembaga yang luar biasa. Sebuah lembaga fatwa Mesir yang telah banyak mengeluarkan fatwa untuk masalah-masalah kontemporer. Ulama-ulama atau para muftinya pun telah pakar dalam bidangnya, baik bidang warisan, kenegaraan, atau masalah kehidupan berkeluarga. Banyak orang yang mengincar dan membeli buku-buku terbitan lembaga fatwa yang berdiri di abad 18 ini.

Indah bukan?! Bentar. Masih banyak hal-hal luar biasa yang bisa kita dapatkan di dalam Dar el-Ifta. Diantaranya adalah, kita sebagai murid disana sangat diistimewakan. Artinya apa? Yaitu kita adalah murid pelatihan untuk berfatwa, intinya untuk bisa menjadi mufti lalu bisa mengamalkan ilmu yang kita timba dari sana dimana saja. Artinya, kita yang ikut pelatihan ini juga membawa beban berat dan tanggung jawab sebagai penyebar ilmu. Tentunya kami tak boleh ceroboh dalam menyampaikan ilmu yang kita dapat dari sana nanti sepulang di tanah air.

Kemudian jika kita liat dari para pengajar yang mengajar di Dar el-Ifta juga mengesankan. Pasalnya, para pengajar kami merupakan orang-orang yang pakar dalam bidangnya. Sebut saja salah satunya Syekh Amru Al-Wardhani. Beliau adalah salah satu pengajar kami, sekaligus ketua pelatihan fatwa khusus untuk orang-orang luar Mesir ini. Beliau sangat mahir dalam bidang Ushul Fiqh, sehingga kami sangat memanfaatkan ilmu dari beliau. Selain itu, Mufti Mesir saat ini pun langsung turun untuk mengajar dan melatih kami untuk menjadi mufti. Beliau mengajarkan kami tentang Ilmu Ahwal Syakhsiyyah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan kehidupan berkeluarga. Didalamnya membahas tentang warisan, khitbah, pernikahan, wasiat, hingga urusan perceraian dan lain sebagainya.

Ada lagi, salah satu anggota Haiah Kibar Ulama Azhar yang mengajar kami. Yaitu Syekh Ro'fat Utsman. Beliau merupakan salah satu pengajar yang mengajarkan 2 cabang ilmu sekaligus di Dar el-Ifta saat ini. Yaitu ilmu Qodhoya Fiqhiyah dan Qiroah Nushus. Alhamdulillah selama ini kami dan beliau pun semangat dalam belajar dan mengajar. Sesekali di tengah-tengah pelajaran kami menemukan gurauan tapi dalam keilmuan. Jadi, gurauan kami dengan gurauan pelawak di tv sangatlah berbeda. Hahaha...

Nah, di bawah ini ada salah satu momen yang kita abadikan dalam sebuah foto setelah beliau mengajar kami materi Qiroah Nushus di aula pertemuan Dar El Ifta Mesir. Ala kulli haal, Alhamdulillah. :)

0 comments:

Penghargaan Mutafawwiqin



Segala puji syukur kepada Allah SWT yang selalu membimbing hambaNya untuk berusaha sekuat mungkin dalam menuntut ilmu. Hingga akhirnya Dia memudahkan saya untuk menghadapi ujian Al-Azhar tingkat 2 atau semester 4. Waktu itu saya masih kuliah di Al-Azhar Cabang Mansoura di Mesir.

Dan alhamdulillah saya termasuk mahasiswa yang mendapatkan nilai sedikit memuaskan, jayyid jiddan. Lalu, Dewan Pengurus Daerah Mansoura (DPD Mansoura) memberikan sedikit penghargaan atas prestasi kepada kawan-kawan mahasiswa yang berhak mendapatkannya, termasuk saya. :)

0 comments:

Open House IKPM Kairo



Sudah menjadi kebiasaan lama setiap kali datang Hari Besar Qurban atau Hari Ied Adha, setiap kekeluargaan atau organisasi apapun di kalangan MASISIR, pasti setelah itu akan mengadakan Open House. Mereka biasanya mengundang kawan-kawan untuk sekedar silaturrahim dan makan-makan untuk merayakan hari Ied Adha di Mesir ini.

Berbeda dengan kawan-kawan yang ada di Indonesia. Mungkin saja mereka yang di Indonesia bisa menikmati lezat dan nikmatnya makanan yang dibuat dan disajikan oleh Ibu-ibu mereka. Tapi hal itu tentunya akan sedikit membosankan bagi beberapa kalangan. Nah, menurut saya, yang paling asik adalah ketika kita berkumpul bersama-sama, sambil makan bersama, tentu saja sedikit mengobati rasa rindu kepada keluarga di nusantara.

Tak apalah, meskipun makanan yang dibagikan tidak sebanyak dan selezat di Indonesia, akan tetapi kami berusaha untuk menikmatinya. Toh, akhirnya habis dan nambah juga makannya :P

Kali ini saya dan kawan-kawan diundang untuk Open House setelah hari Ied Adha di IKPM Cabang Kairo. Rame banget! Sampe ada yang hilang sandalnya hahah

0 comments:

Rob'ah Berdarah 14 Agustus 2013


Tepat di tanggal 14 Agustus 2013 hari Rabu pagi dimulai pukul 07.22an terjadi awal baku tembak yang sangat jelas terdengar dari rumah saya. Entahlah, baku tembak itu apakah militer yang menembaki para pro Mursi atau mereka saling baku tembak, karena redaksi media massa yang berbeda. 2 Hari sebelumnya sudah beredar isu akan dipulangkan/dibubarkannya orang-orang yang berkemah di 2 tempat, robah dan nahdhoh mesir oleh militer dengan cara apapun, berita itu datang ke saya melalui supir taksi yang saat itu mengantarkan saya ke daerah robah dan menghimbau agar berhati-hati untuk tidak keluar rumah. Berita itu pun benar adanya, akhirnya kementrian luar negeri menyatakan membubarkan mereka dengan cara apapun tanggal 14 agustus 2013 hari ini. Baku tembak terjadi sampai saat ini pukul 17.03 dan belum juga selesai. Baku tembak tidak hanya terjadi di rob'ah, tapi menurut sumber masisir yang tinggal di sekitarnya, di abbas akkad juga terjadi baku tembak, bahkan ada beberapa penembak jitu/sniper yang naik ke lantai atas imaroh.

Berita tentang jumlah korban yang mati hari ini bermacam-macam, terjadi simpang siur antara media satu dengan yang lainnya, dan yang pasti belum ada kepastian berapa yang meninggal. Sangat mungkin baku tembak itu terjadi antara militer dan orang-orang pembela Mursi, karena prosesnya yang sangat lama. Lalu darimana mereka mendapatkan pasokan senjata yang bermacam-macam itu? Bisa ditaksir mereka punya bermacam-macam senjata karna suara letupan dan tembakan yang terdengar sangat berbeda, kadang kecil, kadang terdengar letupan berat bagai gunshoot dan lain sebagainya. Di sekitar imaroh tempat saya tinggal pun sering terlihat asap hitam mengepul, mungkin terjadi kebakaran di berbagai titik. Atau ban yang sengaja dibakar oleh massa.

Tak luput dari perkiraan, gas air mata pun diluncurkan oleh militer setidaknya berkali-kali, tapi yang sampai ke rumah saya 2 kali, buktinya saya merasakan udara yang amat perih dan menusuk hidung tadi pagi. Bukan maksud membela militer, setidaknya kalau saja para pendukung mursi mau pulang dan menyelesaikan duduk perkara dengan musyawarah mufakat seperti yang telah dianjurkan oleh Grand Syaikh al Azhar terkait jumat berdarah beberapa pekan lalu, maka korban hari ini tidak akan berjatuhan dan masih banyak nyawa yang bisa diselamatkan. Bahaya media yang mungkin sekali untuk memanfaatkan situasi sekarang, dengan menghiperbolakan berita yang tidak seharusnya dipublikasikan. Dan bahaya peran kawan-kawan yang tidak tahu menahu keadaan yang sebenarnya kemudian mengshare berita yang belum jelas kebenarannya sehingga memungkinkan timbulnya fitnah dan memojokkan salah satu pihak baik militer atau pembela mursi.

Para 'pemukim' itu sudah lebih dari 30 hari memperjuangkan ditegakkannya syariah, seperti yelyel yang sering mereka serukan. Mereka rela dan sudi untuk berpanas-panasan di bulan ramadhan, dimulai dari tanggal 30 juni silam, sampai diputuskannya pembubaran secara paksa oleh Kemendagri Mesir. Dulu kami mengira pemukiman itu akan bubar setelah puasa ramadhan usai, dan mereka pulang ke rumah masing-masing mengingat hari itu hari idul fitri yang notabene orang-orang pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga, tapi tak dinyana, malah pada hari idul fitri tepat massa bertambah lebih banyak mengunjungi wilayah Robah Adawiyah. Bahkan, jamaah sholat Ied Fitri banyak yang tidak mendapatkan tempat untuk sholat, karna saya melihat dengan mata kepala sendiri, ada yang sholat di depan KFC, padahal di daerah depan KFC tidak ada masjid atau mushola yang mendirikan sholat Ied bersama.

Lebih parah lagi, beberapa hari setelah idul fitri dipasang blok-blok ruangan dari kayu balok/papan yang membuat saya berpikir bahwa kumpulan massa ini akan semakin lama tinggal di daerah Robah. Hal sepele yang mungkin terlepas dari penglihatan kita, salah satunya adalah dampak buruk dari bermukimnya para pendukung mursi di area robah, membuat mereka sedikit kesulitan untuk menemukan kamar mandi guna membuang hajat atau sekedar buang air kecil, akibatnya, beberapa arus jalan lorong yang saya lewati sesekali tercium bau pesing yang lumayan menyengat dan membuat lingkungan tidak kondusif lagi, tak hanya itu, sampah pun bertebaran dimana-mana, meskipun ada tempat sampah, tapi sampah itu biasanya dibiarkan menumpuk begitu saja.

Sampai saat ini, menurut berita yang menyiarkan secara langsung tempat terjadinya baku tembak, semenjak terjadinya baku tembak, beberapa tempat lain di daerah pun mulai terjadi aksi unjuk rasa, diantaranya, Aswan, Asyut, Alexandria, Port Said, Suez, dll. Bagi saya yang tinggal di Rob'ah yang tempatnya dekat sekali dengan lokasi baku tembak, rumah ke 2 terdekat, meminta doa agar kerusuhan ini lekas reda, mengingat bahan pangan yang sangat mungkin cepat habis karna jumlah anggota rumah yang banyak. Terakhir, baru saja saya melihat banyak orang lewat di bawah imaroh, kemungkinan mereka para pemukim yang mau bubar, atau mungkin dikejar militer. WAllahu a'lam.

0 comments:

Pertama Kali Mengunjungi Kampus Azhar


Perasaan senang bercampur syukur saat itu menempel di hati kami karna setelah melewati proses yang panjang untuk bisa mengunjungi tanah mesir ini. Foto diatas adalah foto ketika kami pertama kali mengunjungi kampus tercinta, Al Azhar Mansoura di Mesir.

Alhamdulillah, pagi itu sempat berfoto bersama dekan dan pegawai kampus yang telah banyak menelurkan orang-orang hebat itu. Semangat belajar dan menimba ilmu yang insya Allah takkan pernah habis masih ada sampai sekarang, karna tak ada batasan tempat untuk mencari ilmu.
Dari kiri (Furqon Hakiki, Hendri Alfaruq, Gatau namanya :D, Gatau namanya juga :D, Usep, Rahma Zainul Fikri #bawah) :)

0 comments:

Tapak Kaki Rasulullah SAW



Masih di Makam Imam Badawi yang berlokasi di Tanta, Mesir. Di dalamnya terdapat peninggalan sejarah berupa tapak kaki Rasulullah SAW yang tercap diatas sebuah batu.  Peninggalan ini sangat mahal harganya, semoga dengan ini bisa meningkatkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW sebagai teladan kita dan seluruh umat manusia.

0 comments:

Rihlah Hari Terakhir (Makam Anwar Sadat)



Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, akhirnya hari ini adalah hari terakhir Rihlah Tsaqofiyyah santri dan santriwati gontor di Mesir. Merekah hari ini diajak ke makam Anwar Sadat sebagai presiden pertama Mesir yang mati ditembak oleh salah satu rakyat waktu itu.
Mereka juga diijinkan untuk berfoto di depan tugu anwar sadat.

Kemudian hari ini mereka diajak ke KSW untuk mengadakan penutupan kegiatan rihlah dengan para pengajar dan mu'allim dari jannatul ma'wa. Sekaligus pemberian kenang-kenangan baik dari santri dan muallim/pengajar dari Jannatul Ma'wa.
Di acara penutupan ini juga para santri dan santriwati mempertunjukkan drama berbahasa arab yang sebelumnya mereka telah berlatih dengan bimbingan para mudabbir dan mudabbiroh.


0 comments:

Rihlah Hari ke Sembilan (Belanja Buku)

Pagi yang cerah hari ini. Sungguh alhamdulillah kami ucapkan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT karena telah memberi kesempatan sampai pada hari ini dalam keadaan sehat meskipun ada beberapa dari kami yang sakit. Ust Ismail dan Ust Mukhlis sebagai mudabbir pun ikut sakit karna kurang istirahat. Tak lepas dari itu juga ada 2 santriwati yang sakit sehingga hari ini mereka tidak bisa ikut rihlah.

Seperti biasa hari ini kami menuju ke Jannatul Ma'wa untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran yang akan diberikan oleh Asatidz disana. Dan para santri dan santriwatipun masih tetap semangat dalam mengikuti pelajaran di kelas, karna metode yang dipakai oleh para pengajarpun sangat menarik.

Kemudian setelah selesai di jannatul ma'wa, kami digiring untuk melihat dan membeli buku-buku yang ada di maktabah Darussalam yang letaknya di Awwal Sabi'. Banyak sekali santri dan santriwati yang membeli buku disana, karena memang buku-bukunya menarik para peminat untuk dibaca.

Kemudian rihlah hari ini diteruskan dengan acara Tahsinul Qiro'ah Li-l-Ayah Al Qur'aniyah dengan dibimbing oleh Syeikh Rajab dari Mesir beserta istrinya.


0 comments:

Rihlah Hari ke Delapan (Qonaatir)

Akhirnya tibalah hari ke 8 hari mendekati selesainya Rihlah Tsaqofiyyah wa Lughowiyyah ini. Hari ini para santri dan santriwati diajak untuk mengunjungi secara langsung sungai terpanjang di dunia yang notabene katanya airmatanya dari surga.
Mereka langsung menaiki kapal untuk melihat pemandangan sungai nil ini, kali ini hari kedua  puasa ramadhan sehingga mereka harus menahan lapar sampai adzan maghrib berkumandang.
Karna adzan maghrib yang telah berkumandang sedangkan kami masih berada di kapal dalam perjalanan pulang, terpaksa harus menahan buka puasa yang seharusnya sudah kami prediksikan sampai di KBRI.
Akan tetapi ada beberapa santri putra yang nekat minum air sungai nil langsung untuk berbuka :D

Setelah sampai di darat, para santri dan santriwati diajak untuk bersilaturrahim dengan Bapak Kedutaan Besar Indonesia di KBRI sekaligus buka puasa bersama. Kami memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan rihlah tsaqifiyyah di negeri mesir ini, dan alhamdulillah kami mendapat sambutan hangat dari Bapak Duta Besar dan sempat mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan.


0 comments:

Rihlah Hari Ketujuh (Masjid Muhammad Ali Basya)

Hari ketujuh di Rihlah Tsaqofiyyah ini para santri dan santriwati diajak berkunjung ke Masjid Sultan Hasan, Masjid Muhammad Ali Basya, Masjid Sultan Rifa'i, Benteng Sholahuddin Al Ayyubi, dan Mathaf Harby atau museum perang yang didalamnya banyak sekali terdapat peninggalan barang-barang atau alat perang.

Masjid-masjid ini memiliki banyak peninggalan sejarah, tempat para ulama menimba ilmu dan menghadap ke sang Pencipta atau sholat.


0 comments:

Rihlah Hari Keenam (Alexandria)

Akhirnya tibalah hari ke 6 Rihlah Tsaqofiyyah kali ini, hari ini para santri dan santriwati diajak untuk ke tempat yang lebih bagus dan menarik, meskipun jarak tempat atau lokasi wisata ini sangat jauh ditempuh.

Hari ini mereka diajak ke kota Alexandria yang sempat menjadi ibu kota Mesir dulu. Kota kedua terbesar setelah Kairo ini banyak sekali memiliki daya tarik, baik dari segi sejarahnya ataupun dari tempat pariwisatanya.

Para santri tentu diajak ke tempat-tempat yang menarik di kota ini, antara lain mereka diajak ke Perpustakaan Alexandria yang terbesar di Mesir dan terlengkap di negeri ini. Di dalamnya banyak sekali peninggalan sejarah mulai dari artefak, patung-patung, mumi, dan lain sebagainya. Biayanya cukup murah dan sangat sesuai dengan kantong mahasiswa. Tempat ini juga banyak sekali dikunjungi oleh para turis dan wisatawan luar negeri, dimanfaatkan untuk secara langsung mengetahui sejarah dan melihat benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya.


Selain berkunjung ke Perpustakaan Alexandria, para santri dan santriwati juga diajak ke Benteng Qaiytbay yang sampai sekarang masih kokoh berdiri. Benteng ini sangat bagus dan dulu dijadikan sebagai tempat atau benteng perang melawan musuh yang datang dari arah lautan.
Terdapat di dalamnya beberapa tempat khusus untuk para pemanah yang bertugas memanah awak-awak kapal musuh yang mendekat ke benteng.

Setelah mengunjungi benteng Qaiytbay para santri dan santriwati kembali diajak ke Masjid Mursi Abul Abbas, kemudian digiring ke Istana Alfaruq yang sangat megah. Akan tetapi sayang sekali kami tidak diperbolehkan untuk masuk karena memang peraturannya seperti itu. Di depan istana kami cuma bisa berfoto dan menikmati makan sembari menikmati sunset yang sangat indah dipesisir pantai. :)

0 comments:

Rihah Hari Kelima (Masjid Amru Bin Al-Ash & Gereja Margirgis)

Tibalah hari ke 5 di Rihlah Tsaqofiyyah kali ini tahun 2012. Hari ini mereka para santri dan santriwati gontor diajak ke Masjid Amru bin Al-Ash yang merupakan dulu sebagai pesuruh kholifah untuk membuka negeri Mesir, disini banyak sekali peninggalan dan kandungan sejarahnya. Ada juga tempat yang sekarang menjadi perpustakaan di samping masjid yang ternyata dulunya adalah tempat yang pernah para sahabat Rasulullah SAW berkumpul disitu.

Biasanya setiap kali bulan Ramadhan, pada hari-hari ganjil 10 hari terakhir bulan ramadhan masjid ini sangat ramai dikunjungi para jama'ah untuk melaksanakan i'tikaf.


0 comments:

Rihlah Hari Keempat (Masjid Hakim Biamrillah & Barquq)



Akhirnya tibalah hari ke 4 di Rihlah Tsaqofiyyah wa Lughowiyyah oleh para santri dan santriwati gontor ini. Hari ini mereka digiring ke Masjid Hakim Biamrillah dan Masjid Barquq. Masjid Hakim Biamrillah ini berada tepat di belakan Baabul Futuuh atau benteng futuh yang sangat kokoh dan masih berdiri sampai detik ini.

Banyak sekali peninggalan sejarah dan cerita dari Masjid ini, dan tak kalah lagi Masjid Barquq yang bertempat di belakang sedikit lebih jauh dari Masjid Hakim Biamrillah. Di samping-samping dan sekeliling Masjid Barquq terdapat masjid-masjid kecil yang tak kalah bagusnya dan penuh dengan sejarah. Masjid Barquq ini berhubungan tempatnya dengan Khan Khalili daerah husein yang banyak sekali pengunjungnya dari para turis wisatawan ataupun domestik.
Di Khan Khalili banyak dijual cinderamata dan barang-barang khas Mesir yang sengaja ada untuk para pembeli yang berminat.

0 comments:

Rihlah Hari Ketiga (Masjid Ibnu Thulun & Makam Imam Syafi'i)

























Tibalah hari ketiga rihlah, seperti biasa para santriwan memulai kegiatannya dari bangun pagi pukul 03.30 pagi waktu kairo kemudian dilanjutkan dengan shalat shubuh berjama'ah dan membaca al-qur'an. Tidak hanya membaca al-qur'an saja, akan tetapi dibimbing oleh para asatidz mudabbir membetulkan bacaan dan tajwid yang salah.

Lalu para santriwan melanjutkan dengan menjawab soal yang disediakan oleh pihak Jannatul Ma'wa untuk mengetahui seberapa jauh kadar pengetahuan para santriwan tentang bahasa arab. Seusai menjawab soal para santri diajari menghafal salah satu lagu mesir berjudul Allah Allah yang dipopulerkan oleh Musyari Rasyid supaya nanti ketika perjalanan untuk mereka nyanyikan sebagai penambah semangat menjelajahi lokasi-lokasi rihlah.

Hari ini mereka diajak mengunjungi salah satu masjid bersejarah yang berada di Kairo, dan arsitek masjid ini menyerupai dengan masjid yang ada di Iraq. Kharisma masjid ini berhasil memikat para santri dan santriwati sehingga mereka tidak melewatkan untuk berfoto bersama di masjid. Hadzim sebagai guiderpun tidak lupa menjelaskan tentang sisi sejarah masjid ini dari segala sisi.

Tak hanya berhenti disini, para santri dan santriwati kemudian diajak untuk berziarah ke makam imam yang banyak diikuti oleh masyarakat indonesia yaitu makam Imam Syafi'i.


0 comments:

Rihlah Hari Kedua (Rabithah Khirrij Azhar)


Al Azhar merupakan ka'batul qussod dimana banyak para penimba ilmu datang berbondong-bondong kepadanya untuk belajar agama islam beserta cabang- cabang ilmunya. Ia telah berpengalaman menelurkan banyak ulama-ulama besar di seantero dunia

Kali ini kami menuju Rabithah Khirrij Azhar yang terletak di daerah Sadis di Kairo. Disana kami dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan Universitas Al Azhar dan juga tentang sistem pembelajaran Al Azhar dengan jarak jauh yang insya Allah akan segera diaktualisasikan bulan september mendatang.


Rabithah Khirrij Azhar ini merupakan sebuah wadah dimana para alumni Al Azhar di dunia bisa kembali berinteraksi dan bersilaturrahim dimanapun berada. Dengan tetap menjaga kebersamaan dan mempunyai tujuan tertentu salah satunya adalah dengan mencanangkan program-program untuk mempermudah para peminat calon pelajar di Universitas Al Azhar. Kami juga berkesempatan bertemu dengan salah satu petinggi Rabithah dan dipersilakan untuk bertanya apa saja mengenai Al Azhar.

Lalu para santri dan santriwati digiring menuju kelas khusus pembelajaran bahasa atau persiapan sebelum masuk ke Universitas Al Azhar. Disana dijelaskan banyak hal mengenai sistem pembelajaran di kelas Daurullugoh itu, dari cara mengajar, kegiatan belajar mengajar, sampai orang-orang yang belajar disana dan darimana saja asalnya. Banyak pertanyaan terlontar dari para santri ataupun santriwati. Mereka berharap nantinya bisa meneruskan pendidikan di Universitas Tertua ini.



Kegiatan rihlah hari kedua tak berhenti sampai disini, kemudian para santri dan santriwati diajak berziarah di makam Sayyiduna Husein yang terletak di depan masjid Azhar selepas shalat berjama'ah di masjid azhar.

Para santri dan santriwati terlihat begitu gembira karena mereka dapat dengan langsung menginjakkan kaki mereka di masjid yang sangat bersejarah dan banyak menelurkan ulama besar islam ini. Meskipun terik matahari sangat menyengat kulit, mereka tetap tersenyum untuk berpose di area masjid Al Azhar.

0 comments:

Rihlah Tsaqofiyyah Lughowiyyah Hari Pertama di Mesir


Pendidikan tidak terbatas hanya dilakukan di dalam kelas atau tempat belajar khusus saja, akan tetapi pendidikan bisa berupa apapun yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh kita sehingga menjadikan kita lebih tau dari apa yang sebelumnya tidak kita tau. Sistem pendidikan seperti ini sudah menjadi pondasi dan dipraktekkan oleh salah satu pondok pesantren di indonesia yaitu Darussalam Gontor.

Sudah menjadi salah satu kegiatan rutin per setengah tahunan, Rihlah Tarbawiyah wa Lughowiyyah yang diadakan oleh Gontor dengan mengirim santri dan santriwatinya yang terpilih melalui ujian ke negeri para nabi atau Mesir.

Negeri kinanah ini memang menjadi pusat perhatian dunia dalam hal kebudayaan islam dan ilmu-ilmunya. Banyak sekali peninggalan sejarah yang ada di negeri berdebu ini, bahkan terdapat beberapa makam imam besar islam dan para ulama terpandang. Para pengunjung negeri ini tidak terbatas dari negara-negara asia saja, akan tetapi mereka datang dari segala penjuru dunia untuk mengetahui sisa-sisa sejarah yang tertinggal di Mesir sebagai Ummuddunnya atau Ibu dunia ini.

Rihlah Tarbawiyyah ini adalah rihlah untuk kali kelima, terdiri dari 7 orang santri dan 16 santriwati dengan didampingi 3 orang musyrif. IKPM cabang kairo pun sudah membentuk panitia yang bertugas untuk mengatur segala kegiatan yang akan dilakukan selama rihlah ini berlangsung yaitu selama 12 hari tertanggal 13 Juli 2012 sampai dengan 25 Juli 2012.
Hari kedatangan para tamu dari Indonesia ini pada tanggl 13 Juli 2012 kurang lebih pukul 23.00 CLT (Waktu Kairo), yang seharusnya waktu kedatangan mereka pukul 13.00 siang. Keterlambatan ini karena terjadi sedikit hambatan ketika transit di Kuwait. Akan tetapi meskipun terlambat, para santri/santriwati dan musyrif serta panitia penyambut dengan lancar mengadakan acara perkenalan dan iftitah ansyitoh.


Hari pertama di Mesir, para santri/santriwati diajak ke bangunan yang merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia yaitu Piramida Giza. Kami disambut oleh seorang Mesir yang bertugas untuk menjelaskan tentang lokasi rihlah hari pertama ini yaitu Hadzim, beliau menjelaskan tentang Piramida dari sisi sejarah, teknologi pembuatan sampai unsur-unsur pembuatan piramida ini. Para santri/santriwati dan musyrifpun bersemangat dalam berkunjung sekaligus kegiatan belajar ini, tak terlepas dari itu mereka juga menyempatkan untuk berfoto diatas unta disana. Begitu menyenangkan meskipun disengat dengan panasnya matahari siang hari mereka tetap terlihat gembira dan semangat. Para santri/santriwati begitu tertarik dengan penjelasan tentang piramida, beberapa pertanyaan terlontar dan tentunya seluruh kegiatan dan percakapan dalam rihlah ini dengan menggunakan bahasa arab fushah.





Masih di hari pertama, lokasi kedua adalah Mathaf Mashri (Museum Mesir) yang didalamnya terdapat banyak sekali peninggalan sejarah negeri Mesir dari zaman kuno. Peninggalan itu berupa artefak, mumi, tulisan, patung, bebatuan, dan lain-lain. Bahkan didalamnya terdapat mumi Ramsis II atau fir'aun yang menurut sejarah dan Al-Qur'an dialah yang mengaku sebagai Tuhan yang kemudian diadzab dan ditenggelamkan oleh Allah beserta para tentaranya di laut.

Para santri/santriwati dan musyrif beserta mudabir dan sebagian panitia pun ikut masuk ke dalam museum. Kami mendapatkan penjelasan yang cukup tentang peninggalan yang ada di dalam museum sekaligus bisa melihat langsung dengan jelas bekas peninggalan sejarah kebudayaan manusia tertua di bumi itu.

0 comments:

Ziarah Makam Badawi


Terik matahari tidak menjadi penghalang jalan kita dalam mencari ilmu dan pengalaman hidup. Beratnya kaki bukan menjadi rintangan untuk belajar dan menimba ilmu langsung ke tempatnya. Salah satunya adalah dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah salah satunya adalah makam imam badawi seorang sufi yang berasal dari Mesir, lebih tepatnya dari kota Tanta yang letaknya tak jauh dari kota Kairo.


Kota Tanta tidak terlalu jauh jaraknya dari Kairo jika ditempuh dengan kereta api, kurang lebih satu setengah jam waktu perjalanan. Kemaren saya bersama teman-teman sempat berziarah ke tempat makam imam Badawi.

0 comments:

Penampilan Beladiri di Getar


Ketika takbir berkumandang menyambut esok hari yang merupakan Hari Besar Islam yaitu Idul Fitri 1433 H di Mesir, IKPM Cabang Kairo menggelar acara Gebyar Malam Takbiran atau yang disingkat dengan Getar di Mukhoyyam Kairo Mesir.

Kali ini banyak acara yang ditampilkan, ada lomba takbiran, ada lomba sholawatan dan penampilan musik juga, dan juga ada penampilan bela diri dari Perguruan Tapak Suci yang berada di Cairo

0 comments:

Ahmad Fuadi Kunjungi Cairo


Awalnya saya penasaran dengan penulis novel yang novelnya terjual lebih dari satu juta copy ini. Iya, Ahmad Fuadi namanya. Ia adalah penulis novel "Negeri 5 Menara" yang terkenal itu. Secara teknis, mungkin bisa dikatakan kalau ia adalah salah satu kakak kelas saya. Ya dong, lha wong kita sama-sama sekolah di Gontor dulu, cuma bedanya dia lulus duluan pas tahun 1992, sedangkan saya tahun 2007.

Saat itu, Kang Ahmad Fuadi baru saja tur keliling dunia dalam rangka mengisi undangan wawancara atau seminar tentang novel-novelnya yang menggetarkan para pembaca di dunia. Nah, kemudian ia memanfaatkan turnya itu untuk mengunjungi Mesir. Akhirnya, IKPM Kairo punya inisiatif untuk mengadakan seminar tentang novelnya "Negeri 5 Menara" di Mesir, mungkin acara ini sekaligus kumpul-kumpul alumni Gontor hehehe.


Mulanya saya ingin melihat gimana sih penulis novel terkenal itu? Kerenkah dia sehingga harus slalu berjabat tangan dengannya, harus foto dengannya? Hehe ternyata perasaan saya terlalu berlebihan. Sebenarnya ia biasa-biasa saja. Nggak ada sesuatu yang kelihatan menonjol dalam penampilannya. Tapi memang betul, ketika dia berbicara tentang Man Jadda Wajada, salah satu slogan novelnya itu, ia terlihat luar biasa. Seakan slogan itu sudah mendarah daging pada novelnya yang memberi inspirasi banyak orang itu.

Di bawah ini ada momen yang saya abadikan dengan foto handphone saya sendiri hehehe, jelek kameranya.

0 comments: