Rob'ah Berdarah 14 Agustus 2013


Tepat di tanggal 14 Agustus 2013 hari Rabu pagi dimulai pukul 07.22an terjadi awal baku tembak yang sangat jelas terdengar dari rumah saya. Entahlah, baku tembak itu apakah militer yang menembaki para pro Mursi atau mereka saling baku tembak, karena redaksi media massa yang berbeda. 2 Hari sebelumnya sudah beredar isu akan dipulangkan/dibubarkannya orang-orang yang berkemah di 2 tempat, robah dan nahdhoh mesir oleh militer dengan cara apapun, berita itu datang ke saya melalui supir taksi yang saat itu mengantarkan saya ke daerah robah dan menghimbau agar berhati-hati untuk tidak keluar rumah. Berita itu pun benar adanya, akhirnya kementrian luar negeri menyatakan membubarkan mereka dengan cara apapun tanggal 14 agustus 2013 hari ini. Baku tembak terjadi sampai saat ini pukul 17.03 dan belum juga selesai. Baku tembak tidak hanya terjadi di rob'ah, tapi menurut sumber masisir yang tinggal di sekitarnya, di abbas akkad juga terjadi baku tembak, bahkan ada beberapa penembak jitu/sniper yang naik ke lantai atas imaroh.

Berita tentang jumlah korban yang mati hari ini bermacam-macam, terjadi simpang siur antara media satu dengan yang lainnya, dan yang pasti belum ada kepastian berapa yang meninggal. Sangat mungkin baku tembak itu terjadi antara militer dan orang-orang pembela Mursi, karena prosesnya yang sangat lama. Lalu darimana mereka mendapatkan pasokan senjata yang bermacam-macam itu? Bisa ditaksir mereka punya bermacam-macam senjata karna suara letupan dan tembakan yang terdengar sangat berbeda, kadang kecil, kadang terdengar letupan berat bagai gunshoot dan lain sebagainya. Di sekitar imaroh tempat saya tinggal pun sering terlihat asap hitam mengepul, mungkin terjadi kebakaran di berbagai titik. Atau ban yang sengaja dibakar oleh massa.

Tak luput dari perkiraan, gas air mata pun diluncurkan oleh militer setidaknya berkali-kali, tapi yang sampai ke rumah saya 2 kali, buktinya saya merasakan udara yang amat perih dan menusuk hidung tadi pagi. Bukan maksud membela militer, setidaknya kalau saja para pendukung mursi mau pulang dan menyelesaikan duduk perkara dengan musyawarah mufakat seperti yang telah dianjurkan oleh Grand Syaikh al Azhar terkait jumat berdarah beberapa pekan lalu, maka korban hari ini tidak akan berjatuhan dan masih banyak nyawa yang bisa diselamatkan. Bahaya media yang mungkin sekali untuk memanfaatkan situasi sekarang, dengan menghiperbolakan berita yang tidak seharusnya dipublikasikan. Dan bahaya peran kawan-kawan yang tidak tahu menahu keadaan yang sebenarnya kemudian mengshare berita yang belum jelas kebenarannya sehingga memungkinkan timbulnya fitnah dan memojokkan salah satu pihak baik militer atau pembela mursi.

Para 'pemukim' itu sudah lebih dari 30 hari memperjuangkan ditegakkannya syariah, seperti yelyel yang sering mereka serukan. Mereka rela dan sudi untuk berpanas-panasan di bulan ramadhan, dimulai dari tanggal 30 juni silam, sampai diputuskannya pembubaran secara paksa oleh Kemendagri Mesir. Dulu kami mengira pemukiman itu akan bubar setelah puasa ramadhan usai, dan mereka pulang ke rumah masing-masing mengingat hari itu hari idul fitri yang notabene orang-orang pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga, tapi tak dinyana, malah pada hari idul fitri tepat massa bertambah lebih banyak mengunjungi wilayah Robah Adawiyah. Bahkan, jamaah sholat Ied Fitri banyak yang tidak mendapatkan tempat untuk sholat, karna saya melihat dengan mata kepala sendiri, ada yang sholat di depan KFC, padahal di daerah depan KFC tidak ada masjid atau mushola yang mendirikan sholat Ied bersama.

Lebih parah lagi, beberapa hari setelah idul fitri dipasang blok-blok ruangan dari kayu balok/papan yang membuat saya berpikir bahwa kumpulan massa ini akan semakin lama tinggal di daerah Robah. Hal sepele yang mungkin terlepas dari penglihatan kita, salah satunya adalah dampak buruk dari bermukimnya para pendukung mursi di area robah, membuat mereka sedikit kesulitan untuk menemukan kamar mandi guna membuang hajat atau sekedar buang air kecil, akibatnya, beberapa arus jalan lorong yang saya lewati sesekali tercium bau pesing yang lumayan menyengat dan membuat lingkungan tidak kondusif lagi, tak hanya itu, sampah pun bertebaran dimana-mana, meskipun ada tempat sampah, tapi sampah itu biasanya dibiarkan menumpuk begitu saja.

Sampai saat ini, menurut berita yang menyiarkan secara langsung tempat terjadinya baku tembak, semenjak terjadinya baku tembak, beberapa tempat lain di daerah pun mulai terjadi aksi unjuk rasa, diantaranya, Aswan, Asyut, Alexandria, Port Said, Suez, dll. Bagi saya yang tinggal di Rob'ah yang tempatnya dekat sekali dengan lokasi baku tembak, rumah ke 2 terdekat, meminta doa agar kerusuhan ini lekas reda, mengingat bahan pangan yang sangat mungkin cepat habis karna jumlah anggota rumah yang banyak. Terakhir, baru saja saya melihat banyak orang lewat di bawah imaroh, kemungkinan mereka para pemukim yang mau bubar, atau mungkin dikejar militer. WAllahu a'lam.

0 comments: